Padalarang, BBPOS – Ketua MUI Kabupaten Bandung Barat (KBB) Muhammad Ridwan mengatakan, antisipasi penyebaran paham radikalisme melalui pengajian dan dakwah tanpa henti.
Hal tersebut dilakukan menyusul terungkapnya identitas pelaku bom bunuh diri di halaman Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada 28 Maret 2021 lalu.
“Salah satu media penangkalnya dengan pengajian dan dakwah. Itu bisa mengantisipasi penyebaran radikalisme di masyarakat ataupun kalangan muda,” ujar Ridwan saat ditemui di Padalarang, Rabu (31/3/2021).
Menurutnya, selain memasifkan kegiatan pengajian di lingkungan masyarakat. Memberikan perhatian besar melalui sektor pendidikan pun dinilai perlu. Mengingat, pelaku bom bunuh di Makassar masih tergolong muda.
Di samping itu, Ridwan menilai, bahwa terorisme berawal dari benih intoleransi. “Kalau tidak diantisipasi, akan tumbuh menjadi pemikiran radikalisme yang dapat berujung pada aksi terorisme,” katanya.
Ridwan juga mengingatkan pentingnya mengawasi penyebaran paham radikalisme dan terorisme melalui media sosial.
Menurutnya, pengawasan penyebaran radikalisme melalui jagat media maya tidak melulu dilakukan pemerintah, melainkan juga bisa dilakukan semua elemen masyarakat.
“Disamping kita ada Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), kita juga butuh media sosial yang bijak agar dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat Bandung Barat,” tandasnya.
Sebelumnya, pihak Polri sudah merilis identitas pelaku bom bunuh di Makassar sebagai pasangan suami istri.
Keduanya merupakan bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang pernah melakukan aksi serupa di Katedral Our Lady of Mount Carmel, Pulau Jolo, Filipina Selatan.