• Login
  • Register
Bandung Barat Pos
  • Info KBB
  • Sosial
  • Politik
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Opini
  • Hukum & Kriminal
  • Nasional
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Seputar Desa
No Result
View All Result
  • Info KBB
  • Sosial
  • Politik
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Opini
  • Hukum & Kriminal
  • Nasional
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Seputar Desa
No Result
View All Result
Tulis
Bandung Barat Pos
No Result
View All Result
  • Info KBB
  • Sosial
  • Politik
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Opini
  • Hukum & Kriminal
  • Nasional
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Seputar Desa

Mengintip Tradisi Kuburan di Pekarangan Rumah

by Suwitno Gimnastiar
19 November 2020
in Headline, Info KBB, Seputar Desa
Reading Time: 1 min read
0
Mengintip Tradisi Kuburan di Pekarangan Rumah
0
SHARES
2
VIEWS
Share on FacebookShare on Whatsapp

Ngamprah, BBPOS – Warga Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, KBB memiliki tradisi unik tidak mengubur mayat di Tempat Pemakaman Umum (TPU), melainkan menguburkannya di pekarangan rumah mereka.

Ketua RW 15 Desa Cilame, Engkon Ukon (57) mengatakan, fenomena pekuburan di pekarangan rumah sudah berlangsung sejak lama dan turun temurun di kalangan masyarakat. Bahkan hingga kini cukup mudah menjumpai pekuburan di pekarangan rumah.

“Warga disini kebanyakan memilih memakamkan di lahan pribadinya,” ungkap Engkon kepada BBPOS, Kamis (19/11/2020).

Menurut dia, pemilihan pekarangan untuk menguburkan sanak/famili yang meninggal kata dia, bukan tanpa alasan. Sebagian besar masyarakat ini berpandangan dan percaya pada tradisi.

Meskipun sudah disediakan TPU tapi tidak banyak warga memilih memakamkan di lokasi yang sudah disediakan.

“Itu bagi yang memiliki lahan pribadi saja sih, kalau yang tidak memiliki lahan ya di TPU,” kata dia.

Tercatat 250 Kepala Keluarga (KK) di wilayah RW 15, tidak semua memakamkan di lahan pribadi. Namun bagi warga yang memiliki lahan jika lahan dipekarangannya penuh, biasanya lahan disamping pun dijadikan tempat pemakaman juga.

“Hampir satu dusun yang melakukan ini dengan alasan agar makamnya dapat terurusi dengan baik,” ucap Engkon.

Namun demikian Engkon mengungkapkan, tradisi yang mereka rawat dan jaga hingga saat ini terancam tergeser oleh kepentingan pemerintah Kabupaten Bandung Barat.

Dengan alasan, jika sewaktu-waktu Pemerintah memerlukan lahan. Para warga di monopoli harus melepaskan lahan pribadinya.

“Itu cukong-cukongnya yang nawarin tanpa ngasih kejelasan harga. Kita juga mempertahankan tradisi yang turun temurun ini,” kata dia.

Engkon menilai, seharusnya pemerintah memberikan perhatian dan penanganan khusus bagi warga yang menjaga tradisi turun temurun ini.

“Kita sudah menjaga tradisi ini, jika pemerintah memerlukannya, harus jelas saja ganti untungnya seperti apa,” tandas dia.

Tags: #kabupaten bandung baratDesa cilameKuburanNgamprah
Previous Post

Dishub KBB Inventarisir Kendaraan Dinas

Next Post

Angin Puting Beliung Terjang Cisarua, Puluhan Rumah Rusak

Suwitno Gimnastiar

Next Post
Angin Puting Beliung Terjang Cisarua, Puluhan Rumah Rusak

Angin Puting Beliung Terjang Cisarua, Puluhan Rumah Rusak

Please login to join discussion
Facebook Twitter Instagram Youtube

© PT. Bandung Barat Media | Bandung Barat Pos

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami

© PT. Bandung Barat Media | Bandung Barat Pos

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In