Ngamprah, BBPOS – Sebanyak 10 rumah tertimbun longsor tepatnya dekat Tol Cipularang KM 118 di Kampung RT 02 RW 04, Hegarmanah, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Selasa (11/2/20) pukul 19.00 WIB. Peristiwa tersebut diduga saluran air (gorong-gorong) milik PT Jasa marga tidak berfungsi yang menyebabkan 80 warga mengungsi.
“Sekitar pukul 21.20 WIB, kata sejumlah warga yang mengungsi dari RT sebelah, ada longsor di pemukiman mereka yang berdekatan dengan Tol Cipularang,” ujar salah satu warga Desa Sukatani, Dian Aisyah, Rabu (12/2/2020).
Menurut Dian, berdasarkan informasi warga yang mengungsi, kondisi tanah di sekitar lokasi masih bergerak. Selain itu, masih ada warga yang diduga terjebak di rumahnya.
“Katanya ada rumah yang sudah rata dengan tanah,” ucap Dian.
Sementara warga setempat Yuyun (57) menjelaskan, kejadian tersebut terjadi sebanyak tiga kali, beruntung warga menyelamatkan diri sebelum longsor besar datang sekitar pukul 20.00.
“Di umumkan melalui pengerah suara agar masyarakat berhati-hati, jadi posisi warga sudah bersiaga,”katanya.
Yuyun mengaku, terdengar suara keras sebelum longsor tersebut terjadi. Bahkan, saat ini, posisi tanaman dan pepohonan bergeser hingga puluhan meter.
“Ya mudah mudahan Jasamarga cepat membereskan gorong gorongnya,’harapnya.(
Sementara itu, menurut Humas Tol Purbaleunyi Nandang Elan, peristiwa itu hanya berjarak sekitar 8 meter dari bahu jalan. Pihaknya saat ini sudah mengirimkan tim ke lokasi kejadian.
“Info terkini dari TKP, longsor masih terus mendekati jalur tol. Jadi tim kami segera ke TKP,” pungkas Nandang.
Data BPBD KBB menyebut, setidaknya ada 10 rumah yang terdampak, tiga diantaranya mengalami rusak berat dan satu tertimbun tanah longsor. Sementara itu, enam rumah lainnya terancam longsor susulan.
“Ada 80 orang yang diungsikan ke tempat yang lebih aman dan ada 3 hektar sawah yang rusak,” ujar Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD KBB, Duddy Prabowo, Rabu (12/2).
Ia menambahkan, sejauh ini pihaknya tengah melakukan penanganan darurat di lapangan dengan mendirikan posko pantau pergerakan tanah. Selain itu, posko medis dan logistik juga disiapkan bagi warga terdampak bencana.
“Saat ini kita penuhi dulu kebutuhan masyarakat terdampak,” pungkasnya.