Ngamprah, BBPOS – Di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang kian memprihatinkan, pemerintah KBB terus berkomitmen menggenjot padat karya berbasis agrowisata pertanian demi kesejahteraan masyarakat Bandung Barat.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) KBB, Iing Solihin, senin (15/9).
Ia menjelaskan, program padat karya tersebut menitikberatkan pada sektor agrowisata berbasis pertanian.
“Lahan Pemkab Bandung Barat seluas 10 hektare akan digunakan sebagian untuk menanam kacang edamame dan sisanya sayuran biasa,” jelasnya.
Ia menambahkan, setidaknya 120 orang terlibat dalam program yang digulirkan oleh Kementrans RI tersebut.
Dengan melibatkan masyarakat terdampak COVID-19 kata dia, program tersebut akan dimulai pekan depan.
“Jadi pembeli (buyer) sudah menanti kita, pola kedepan kami ingin wirausaha baru di pertanian adalah agrowisata berbasis pertanian,” katanya.
Iing menyebut, potensi ekonomi dari kacang edamame cukup menjanjikan bagi masyarakat. Sementara itu, rencananya lahan Pemkab seluas 10 hektare tersebut akan digunakan untuk 3 sampai 4 tahun kedepan.
“Yang dipakai edamame kan 5 hektar, kalo 5 hektar mininal menghasilkan 40 ton karena 1 hektar itu minimal 8 ton,” katanya.
Ia menegaskan, untuk menunjang program padat karya tersebut pihaknya akan bersinergi dengan SKPD lain untuk saling mengisi.
“Kami akan bersinergis dengan Disbudpar dan DPKP, Perkim dan lainnya. Karena disini kan ada peluang besar dalam hal itu,” katanya.
Pihaknya optimis, bahwa program padat karya di bidang pertanian tersebut mampu mendongkrak perekonomian masyarakat.
“Nantinya selain daripada petani juga akan menyerap tenaga kerja yang lain,” pungkasnya.