Cisarua, BBPOS – Produk olahan susu sapi memang menjanjikan bagi Kabupaten Bandung Barat. Betapa tidak, beberapa tempat memang terkenal sebagai penghasil susu sapi terbanyak.
Salah satu produk unggulan berbahan dasar susu sapi yakni youghurt. Minuman permentasi susu ini memang dikenal enak dan mengandung banyak vitamin serta kaya manfaat dengan aneka varian rasa.
Salah satunya Koswara (35), warga Kampung Pameungpeuk RT 3 RW 12, Desa Pasirhalang, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat ini menekuni usaha susu yoghurt.
Produksi yoghurt milik Koswara masih dikelola dalam skala rumah tangga. Namun demikian dari usahanya tersebut menjanjikan dari sisi financial.
“Meski pemasaran kami masih di wilayah Bandung Barat dan Kota Cimahi, karena kami masih memproduksi secara terbatas,” kata Koswara saat ditemui di pengolahan yoghurt Rabu (29/8/2019).
Koswara mengungkapkan, semula ia menggeluti produksi yoghurt dengan satu varian rasa. Selanjutnya pada tahun 2015 dia mencoba dengan menambah beberapa varian rasa.
Dengan memanfaatkan pasokan susu dari koperasi di dekat rumahnya, pemuda berusia 35 tahun ini dapat menghasilkan puluhan hingga ratusan kemasan cup yoghurt tiap kali produksi. Hasil produksi itu semuanya terjual laris.
“Semua tahap pembuatan dilakukan di gudangnya. Susu yang baru datang dari koperasi dimasak terlebih dahulu dengan teknik pasteurisasi, yakni memanaskan susu dalam suhu 72 derajat celcius sambil diaduk,” ujar dia.
Setelah itu susu didinginkan hingga mencapai suhu 42 derajat celcius dan siap untuk dipermentasi. Dalam proses ini, susu akan diberi starter atau bakteri baik yang nantinya akan memberikan banyak manfaat bagi yang meminumnya.
Setelah susu memiliki kandungan bakteri baik, akan didiamkan selama dua hari. Kemudian baru diberi tambahan air, pewarna, dan perasa makanan.
Ada beberapa jenis rasa buah seperti bluebery, leci, melon, anggur, stroberi dan buah naga. Tidak berhenti di situ, susu tersebut menjalani lagi proses pasteurisasi.
Kali ini, susu tersebut sudah berubah menjadi yoghurt dan siap utuk dikemas. Pengemasannya pun menggunakan cup kecil agar bisa dikonsumsi sekali minum.
Untuk harga jual, Koswara mematok harga Rp 6.000 per botol kepada grosir. Namun jika dijual langsung ke konsumen harganya Rp 8.000 ribu per botol.
“Kita sudah memiliki konsumen tetap, jadi apabila ga ada pesanan. Ya, kita tidak akan produksi,” katanya.
Kendati permintaan mulai membludak, namun Koswara mengakui masih terbatas lantaran alat produksi yang belum maksimal. Untuk itu ia berharap mendapat bantuan dari Pemda Bandung Barat.
“Yah saya masih terbentur alat produksi yang masih terbatas,”pungkasnya. (Wit)