Cikalong, BBPOS – DIKENAL sebagai hewan buas dan hama untuk sebagian besar masyarakat ternyata musang dikenal bagi penghobi sebagai binatang unik, lucu dan menggemaskan serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Salah satunya Komunitas Musang Cikalong Wetan (Komuscikal), mereka merupakan perkumpulan pecinta hewan musang yang dibentuk 3 tahun lalu dengan jumlah anggota kurang lebih 600 orang. Jumlah tersebut terdiri dari anggota yang mempunyai peran yang berbeda-beda diantaranya keep (pemelihara), pemerhati dan Breder (pengembang biak) musang.
Sejak berdiri pada tanggal 27 Juni tahun 2015, Komuscikal terbentuk berawal dari 2 pemuda bernama Airlangga dan Dejan yang dengan tidak sengaja menemukan musang liar, lalu dibawa kerumah dan dipelihara setelah berhasil dijinakan.
“Awalnya anak saya (Airlangga,red) menemukan musang liar, lalu meminta dukungan kepada saya untuk memelihara musang karena setelah melihat artikel yang ada, ternyata musang tidak hanya sebagai hama tetapi mempunyai nilai ekonomi tinggi,” ujar Ketua Komuscikal, Yogi Pramugiyanto, kepada BBPOS di basecampnya, di Kampung Baru, Cikalong Wetan, Kamis (10/10/2018).
Ia menjelaskan, setelah Komuscikal resmi berdiri dan dibantu oleh Musang Bandung Community selama pembentukannya, Komuscikal terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat bahwa keberadaan musang ditengah-tengah masyarakat jangan dipandang hanya sebagai hama semata. Jauh dari itu, lanjut Yogi, keberadaan musang selain mempunyai nilai ekonomi tinggi juga mampu menambah saudara sesama penghobi musang yang berasal dari berbagai daerah se-Indonesia.
“Intinya kita menambah saudara sesuai dengan slogan kita yaitu Ku Careuh Jeumbar Dulur Jeumbar Pangarti artinya dengan terus menambah saudara sesama penghobi musang otomatis keilmuan dan pengetahuan kita tentang musang bertambah,” jelasnya.
Masih menurut Yogi, Komunitas yang ia pimpin saat ini sedang mengembangkan produk yang berasal dari hewan tersebut, yaitu budidaya kopi luwak yang dikembangkan bersama anggota Komuscikal.
“Saat ini kami mencoba mengembangkan usaha budidaya kopi luwak, seperti yang sudah dilakukan di Lembang dan kopinya sudah mendunia,”ujarnya.
Sementara itu, Yogi berterima kasih kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat yang berencana membangun pusat hobi pemelihara hewan di wilayah Cikalong Wetan sebagai bentuk perhatian Pemda terhadap para penghobi pemelihara hewan untuk berkumpul di suatu tempat yang sudah ditata.
“Terkait rencana pembangunan tempat berkumpul para penghobi hewan, saya sangat berterima kasih Pemda mau mengakomodir hobi kami dan hal itu kedepannya bisa menambah Pendapatan Asli Daerah,”ujarnya.
Ia menghimbau kepada masyarakat yang baru mengenal atau mendalami hobi memelihara musang untuk tetap konsisten dan yakin bahwa peliharaannya akan jinak sesuai dengan apa yang diinginkan. Selain itu, untuk tetap menjaga kelestarian musang di alam liar.
“Musang adalah hewan menyenangkan ketika sudah berhasil dijinakan,tingkah laku dan kebiasaanya adalah daya tarik tersendiri bagi pemiliknya,”pungkasnya. (DRA)