NGAMPRAH, BBPOS – Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bandung Barat (KBB), Amung Makmur mendorong sistem zonasi dihapuskan.
“Teman-teman komisi IV sepakat untuk sistem zonasi PPDB agar dihapuskan,” ujar Amung Makmur belum lama ini.
Ia mengatakan, terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Komisi IV DPRD KBB sudah berulangkali membahas dengan Dinas Pendidikan (Disdik), ditambah kondisi dilapangan banyak terjadi salah kaprah selain masih minimnya infrastruktur sekolah di daerah-daerah.
“Permasalahan utamanya yakni zonasi paling utama,” kata Amung, Senin.
Berkenaan problematika tersebut, dia menuturkan, DPRD KBB sempat menemui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Dirjen Pendidikan Dasar untuk menyampaikan hasil reses dan aspirasi masyarakat.
“Karena banyak masyarakat itu yang menanyakan terkait zonasi,” katanya.
Diakui Amung, tujuan dari zonasi sebenarnya bagus supaya tidak ada sekolah favorit. Akan tetapi, kondisi di lapangan tidak semudah sebagaimana yang direncanakan, sebab masih banyak daerah yang belum mencukupi sekolah negerinya.
“Sekolahnya dikit tapi muridnya banyak,” ucapnya.
Setelah Komisi IV DPRD KBB melaksanakan rapat dengan dinas terkait, dia mendapati, banyak masyarakat yang salah dalam cara mendaftar. Orang yang berprestasi daftar ke jalur zonasi sementara orang zonasi daftar ke jalur prestasi.
“Karena ada empat jalur menurut keterangan dinas,” terangnya.
Adapun empat jalur tersebut yakni, jalur prestasi yang tidak mengenal zonasi, jalur afirmasi, jalur zonasi, serta jalur perpindahan orang tua.
Ditegaskan Amung, jika ada wacana dari DPRD Jabar untuk menghapus jalur zonasi, pihaknya sangat setuju sistem tersebut dihapuskan.
“Sangat-sangat setuju kalau secara pribadi. Kalau kelembagaan saya belum diskusi. Tapi kalau secara pribadi sangat setuju karena aspirasi dari konstituen,” ujarnya.
Terkait masa depan pendidikan, dia menuturkan, saat ini Dinas Pendidikan sudah sangat terbuka, semua orang bisa mengakses.
“Tujuan utamanya yang penting bagaimana tuan rumah bisa sekolah yang diinginkan masing-masing dan tidak membebani orang tua,” pungkasnya.