Pangandaran, BBPOS – Sejak memutuskan untuk mengadu nasib ke Pangandaran sejak 1985 lalu, Sumarni (61) telah merasakan pahit dan manisnya kehidupan bersama sang suami dan keempat anaknya.
Berbagai profesi pun ia jalani dari mulai menjadi buruh harian lepas, menjadi pembantu rumah tangga, hingga akhirnya berdagang kopi dan makanan ringan di bibir laut Pangandaran sampai saat ini.
Meningalkan kampung halaman di Cilacap Jawa Tengah, memang bukan keputusan yang mudah. Dirinya harus berspekulasi bahwa hidupnya akan lebih baik jauh dari tempat kelahirannya.
Sumarni mengisahkan awal mula ia memutuskan untuk mencari nafkah di tempat wisata favorit di Jawa Barat tersebut. Ketika anaknya masih balita dia bersama sang suami meyakini bahwa meninggalkan kampung halaman adalah keputusan yang tepat.
“Saya bawa anak-anak saya ketika masih kecil-kecil,” ujarnya seraya melayani pembeli, di Pengandaran belum lama ini.
Sumarni mengaku, di awal kedatangannya ke Pangandaran sempat kebingungan mau berbuat apa. Suaminya hanya berpengalaman sebagai buruh bangunan saja.
“Suami sempat pergi ke Lampung selama tiga tahun, bekerja disanaa. Saya bersama anak-anak di sini (Pangandaran),” katanya.
Sumarni menjelaskan, berbagai upaya ia lakukan termasuk berdagang apa saja yang bisa dijual. Bertapa tidak, selain harus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, keempat anaknya pun harus mengenyam pendidikan yang layak.
“Dulu saya berpikir bagaimana anak anak saya sekolah tinggi, jangan seperti saya,” ucapnya.
Dia mengaku, dalam sehari ia mampu mendapatkan uang Rp100-150 ribu dari hasil berjualan kopi seduh dan makanan ringan. Dari hasil berjualannya tersebut, Sumarni bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan menyekolahkan anaknya.
“Alhamdulillah sekarang anak saya udah pada besar, lulus sekolah bahkan ada yang sudah menikah,”ujarnya.
Ia bersyukur, dengan usaha dan kerja keras yang dijalani membuahkan hasil sesuai dengan harapan. Keempat anaknya tuntas menyelesaikan sekolah dan sudah memiliki keluarga masing-masing.
“Alhamdulilah bisa cari rejeki disini (Pangandaran),”pungkasnya.(Dra)