Ngamprah, BBPOS-Kebijakan Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan yang berpihak pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), disambut suka cita para pelaku UMKM.
Seperti diketahui, Pemkab Bandung Barat mengintruksikan para Aparat Sipil Negara (ASN) setempat untuk belanja pada UMKM yang tersebar di wilayah KBB. Anggaran belanja kebutuhan para ASN ini, disisihkan dari tunjangan kinerja (Tukin) sebesar 5%/ bulannya
Kebijakan belanja ASN Bandung Barat tersebut, disambut suka cita para pelaku UMKM. Mereka mengaku ketiban rezeki dengan banyaknya order pesanan dari para ASN tersebut.
Diani Nursasari, salah seorang pelaku UMKM yang bergerak di bidang kuliner menyatakan bersyukur karena usaha bangkit kembali.
Selama pandemi Covid-19, usahanya stagnan akibat sepi pembeli. Ia nyaris tidak melakukan produksi, hanya menghabiskan stock yang ada saja.
Ia bersyukur, belakangan usahanya mulai menggeliat lagi setelah pandemi mulai melandai. Bahkan, belakangan ia mulai kebanjiran pesanan dengan ditetapkannya kebijakan belanja ASN.
“Alhamdulillah, penjualan per harinya selalu ada. Rata-rata minimal 200 bungkus pesanan. Bahkan pernah dalam sehari pembelian hampir Rp4 juta,” bebernya, Selasa (28/12/2021).
Ia mengaku, setelah ada kebijakan belanja ASN banyak perubahan yang dirasakannya. Jika sebelumnya, tidak tiap hari melayani pembeli, justru sekarang setiap hari ia melayani pesanan dengan kenaikan cukup drastis.
Dibandingkan dengan pesanan pada kondisi normal, hampir dua kali lipat. Omzet dalam kondisi normal, tiap bulan mencapai Rp20 jutaan. Tapi setelah kebijakan belanja ASN, hampir Rp35 jutaan.
Produk Nusasari yang digelutinya, cukup terkenal dengan aneka keripik seperti keripik pare, keripik bayam, seroja dan cilok goang Maroko.
“Mudah-mudahan saja ke depannya, program ini tetap berjalan agar UMKM KBB tetap bertahan dan terus meningkatkan produktifitasnya,” ucap Diani.
Dampak dari Belanja ASN disyukuri juga oleh para pelaku UMKM lainnya. Ketua Yayasan West Bandung Art and Craft (WBAC), Umiyati mengaku ikut ketiban rezeki dari program tersebut.
Umiyati, yang bergerak di bidang handycraft atau kerajinan tangan, cukup suprise mendapat pesanan produknya yang naik berkali lipat.
Hasil keterampilan tangannya seperti tas kecil nan cantik, atau hiasan rumah lainnya, ternyata cukup diminati para ASN setempat.
“Biasanya satu bulan cuma satu (produknya). Sekarang sebulan sampai 8 (buah),” ungkapnya.
Umi menyebutkan, produk kerajinan tangannya cukup terjangkau isi saku. Harga produknya, paling murah Rp25 ribu dan paling mahal Rp150 ribu per item.
Ia belum terlalu lama menggeluti dunia usaha dari hasil kerajinan tangannya. Namun baru kali ini, ia mulai memetik hasil produknya tersebut.
“Sebenarnya, saya bikin craft itu hanya memanfaatkan waktu senggang aja. Daripada bengong di rumah, ya bikinlah aneka kerajinan tangan. Alhamdulillah ternyata, bisa menghasilkan juga,” bebernya sumringah.
UMKM yang ketiban rezeki dengan kebijakan belanja ASN tersebut, bukan hanya satu Diani Nursasari atau Umiyati saja. Namun hampir rata-rata UMKM aktif yang sudah masuk link forum UMKM KBB, ikut menikmati bajir pesanan.
Ketua Forum UMKM Kecamatan Cipatat, Wulan Sari menyebutkan, sekitar 200 UMKM yang tergabung di forumnya, ikut kecipratan pesanan.
“Alhamdulillah, sejak adanya kebijakan itu pemasaran kita sangat terbantu. Kita sangat berterima kasih, karena banyak mendapat pesanan,” ucapnya.
Diungkapkannya, selama ini keluhan dari para UMKM diantaranya menyangkut pemasaran. Melalui kebijakan Belanja ASN, persoalan itu mulai ada solusinya.
Wulan sendiri yang memproduk berbagai keripik panggang sejak tahun 2017 ni mengungkapkan, jika omzet usahanya menunjukan peningkatan setelah ada kebijakan tersebut.
Kini omzetnya mencapai Rp2,5 juta/ bulan, yang biasanya rata-rata hanya Rp1 juta. Bahkan pada masa Pandemi Covid-19, omzet anjlok cuma Rp500 ribu.
“Mudah-mudahan saja, kebijakan ini tidak dihentikan. Karena kita sangat-sangat terbantu dari segi pemasaran,” imbuhnya.
Ketua Forum UMKM KBB, Prana Aji Sasdara menyatakan, kebijakan yang digulirkan Hengky Kurniawan ini luar biasa dampaknya terhadap para pelaku UMKM.
“Saya perhatikan, pesanan produk yang diterima para UMKM hampir merata. Mereka melaporkan ke saya, rata-rata banyak mendapat pesanan. Alhamdulillah,” ujarnya
Menurutnya, pada awal penerapan kebijakan belanja ASN ini sistemnya masih belum sempurna. Para UMKM masih pada bingung, harus bagaimana melangkah untuk menjadi bagian program tersebut.
Namun belakangan, mulai tertata sehingga ia meyakini dampaknya cukup signifikan bagi perkembangan UMKM KBB. Terlebih sistem yang akan digulirkan pada Januari 2022, belanja ASN tersebut ia meyakini bisa membangkitkan perekonomian masyarakat.
Ia mengaku, jika dalam perubahan sistem pemasaran Belanja ASN ini iapun dilibatkan. Beberapa kali, ia diundang rapat yang membahas perbaikan sistemnya
Harapannya, program ini terus berkelanjutan, bahkan ke depannya sistem pemasaran seperti itu bisa merambah ke kalangan umum.
“Saya berharap, bukan hanya ASN saja yang belanja ke UMKM. Tapi masyarakat KBB non ASN juga bisa mengikutinya. Biar uang yang bergulir itu, berada di wilayah KBB juga,” pungkasnya. (Advetorial)