Bandung BBPOS- Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Bandung, mebentuk badan otonom (Banom) HIPMI Bandung Economics Institute, tujuannya adalah untuk memetakan para pengusaha kota Bandung yang berdasarkan data yang komprehensif dan aktual terkait perkembangan kewirausahaan di kota Bandung dan di Jawa Barat pada skala yang lebih luas.
Ketua Umum HIPMI Kota Bandung Surya Batara Kartika menuturkan, Banom HBEI akan menyiapkan data berdasarkan hasil riset dan kajian komprehensif yang dapat digunakan dalam mengambil kebijakan strategis oleh pemerintah maupun pengusaha, sehingga langkah-langkah strategis tersebut tepat sasaran.
Surya mengatakan, bahwa HBEI juga akan membantu para pengusaha dan pemerintah dalam bentuk solusi dan saran hasil dari kajian data faktual ,” tentunya melaui data yang valid dan faktual dalam membuat programpun akan lebih mengena, sehingga dengan adanya data hasil kajian Banom HBEI itu akan muncul solusi yang tepat dalam melangkah,”ujar Surya. Selasa (11/12)
HBEI diharapkan mampu menyediakan data dan analisa yang dibutuhkan, lengkap dan terintegrasi dengan interpretasi praktisnya baik dalam bentuk program kerja maupun kebijakan. Guna memenuhi fungsinya, para anggota HBEI yang tergabung merupakan peneliti, pengamat dan penggiat sektor kewirausahaan di Kota Bandung.
“Kehadiran HBEI diharapkan akan mampu memetakan wirausaha muda Kota Bandung dengan berlandaskan pada data yang komprehensif dan aktual terkait perkembangan kewirausahaan di Kota Bandung. Dimulai dari data pelaku dan bidang usaha, potensi dan kendala bisnis yang menggambarkan profil para wirausaha Kota Bandung untuk memenuhi kebutuhan serta penguatan yang dibutuhkan oleh tiap sektor usaha mikro, kecil dan menengah di Kota Bandung,”paparnya.
Hal senada juga disampaikan oleh ketua Banom HBEI Helmi Makarim, menurutnya dengan adanya data rill dan valid para pengusaha atau pemerintah akan mengetahui solusi jika terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi dikota Bandung maupun Jawa Barat.
Helmi menyinggung bahwa pertumbuhan Ekonomi kota Bandung (sisi lapangan usaha) mengalami penurunan sejak tahun 2012, itu disebabkan oleh adanya krisis global di tahun 2012.
Menurut Helmi, selain ada pengaruh ekonomi global, pluktuatif pertumbuhan ekonomi dari tahun 2012 -2017 juga disebabkan oleh adanya kebijakan pusat diantaranya adalah adanya kenaikan harga BBM.
Ia mengungkapkan. Pertumbuhan ekonomi Kota Bandung berada di atas 7% selama lima tahun terakhir, namun gini index sebesar 0.43 poin dan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) sebesar 9.00%. Pencapaian ini dirasakan masih belum optimal untuk sekelas Kota Bandung dengan potensi-potensi yang dimilikinya sehingga masih menyisakan berbagai hal yang harus dibenahi bersama, baik oleh pemerintah, pengusaha, akademisi, organisasi masyarakat dan sektor private.
“Saya berharap HBEI akan memberikan kontribusi dalam kajian dan bisa di gunakan oleh pelaku ekonomi,”katanya.
Fardi N Annafi, bendahara umum HIPMI Kota Bandung menambahakan, luar negeri memiliki data Indonesia secara lengkap, sehingga mereka dengan mudah mengembangkan usahanya di Indonesia, Ia merasa yakin dengan adanya data hasil kajian HBEI akan memudahkan para pengusaha dalam mengembangkan usahanya.
“Di awal akan kita data para pelaku usaha di kota Bandung, Kita akan kaji dan kita akan publish, sehingga dengan data itu akan memberikan manfaat bagi pengusaha dan pemerintah berupa saran saran,”ujar bendahara umum HIPMI itu.
Anggota komisi 2 DPRD Provinsi Jawa Barat, Yunandar Ekaprawira mengatakan bahwa HBEI merupakan langkah maju dalam membuat lembaga riset yang dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat.
“Ini satu langkah maju, menurut saya kita lakukan sesuai kearah negara maju, karna negara maju memebutuhkan lembaga ting teng terutama lembaga riset, ketika sekarang kondisi Indonesia kita seakan ingin lepas lanadas tapi lama karena yang kurang lembaga riset.”katanya.
Anggota Badan Otonom HBEI berada dibawah kepengurusah BPC HIPMI Kota Bandung yang terdiri dari para akademisi dan praktisi, HBEI di launching pada (10/12) di hotel Asrilia Bandung. (Ek)