SINDANGKERTA, BBPOS- Longsor yang terjadi di jalan penghubung Desa Rancasenggang dan Desa Buninagara, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menimbulkan efek ganda.
Tak hanya menganggu aktivitas mobilitas warga, kerusakan yang diakibatkan longsor tersebut juga berdampak pada pergerakan ekonomi dan investasi pertanian.
Kepala Desa Rancasenggang, Asep Hendra mengungkapkan, longsor serupa tepatnya di Kampung Pasirtanjung RT 03 RW 05 tersebut pernah terjadi pada 24 Desember 2021 lalu.
“Longsor di jalan ini dulu pernah terjadi di akhir tahun 2021, dan sekarang terjadi longsor kembali Selasa (5/10/2022) malam,” ungkap Asep saat dihubungi BBPOS, Rabu 5 Oktober 2022.
Ia mengatakan, pasca diterjang longsor pada Desember 2021, pemerintah desa dan masyarakat gotong-royong membuat penahan tanah longsor dengan cara menancapkan bambu dan menumpuk karung berisi pasir.
“Jalan ini akses utama masyarakat jadi waktu longsor awal kita secara swadaya menanggulangi longsor itu, namun sekarang di longsor yang ke dua itu parah retakannya meluas sampai tidak bisa dilalui kendaraan,” jelasnya.
“Jalan ini sudah rusak usai longsor pertama, ditambah sekarang. Jadi jalan ini sekarang lumpuh saja, karena kalau dipaksakan dilalui khawatir malah menimbulkan korban,” sambung Asep.
Menurut Asep, pihak Pemdes Rancasenggang pernah mengajukan perbaikan jalan tersebut pasca longsor perta pada Desember 2021. Namun, hingga saat ini tidak pernah direalisasikan bantuan perbaikan jalan.
Padahal, lanjut dia, jalan tersebut merupakan jalan kabupaten. “Ini jalan kabupaten, dan kami sudah membuat laporan ke dinas terkait tetapi tidak direspon oleh mereka (Pemda),” ungkapnya.
Ia menambahkan, warga dan Pemerintah Desa Rancasenggang, berharap agar segera dilakukan perbaikan oleh Pemda Bandung Barat. Selain itu, diperlukan juga kajian penanganan, pasalnya jalan di Kampung Pasirtanjung merupakan tebing.
“Pemda Bandung Barat diharapkan dapat segera merespon kejadian ini, sebab jalan ini satu-satunya mobilitas yang dipakai oleh warga kami,” pungkasnya.