Gunung Halu BBPOS – Kerusakan lahan pertanian seluas 20 hektare akibat longsor di Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada 6 Desember 2019 lalu membuat petani gagal panen.
Seperti yang dirasakan Julaeha (39). Petani ini memilih melakukan panen dini terhadap padi miliknya. Terpaksa ia lakukan, karena jika dibiarkan, padi yang tergenang air setinggi 50 cm itu bisa membusuk.
“Padi rata tertutup danau lumpur. Sawah yang tergenang air, terpaksa harus saya panen dari pada dibiarkan membusuk,” katanya, Kamis (12/12/2019).
Menurut Julaeha, padi milik warga terkena longsor, padahal tinggal beberapa hari lagi dipanen. Namun, harapan itu musnah setelah bencana datang.
“Dalam sekali panen, saya bisa mendapatkan hasil padi 1 ton. Karena harus panen dini, diprediksi penghasilan panen kali ini menurun. Mungkin sekarang hanya dapat 50 Kg,” ungkapnya.
Kepala Balai Penyuluh Pertanian, Peternakan dan Kehutanan (BP3K) Gununghalu, Jajat Sudrajat mengatakan pihaknya telah menginventarisir jumlah pemilik lahan yang terdampak longsor.
Ia menyebut, setidaknya ada 20 hektar lahan dari 36 pemilik yang terdampak longsor. Dari luas lahan pertanian itu, lahan sawah merupakan yang terluas. Sedangkan sisanya, ditanami cabai rawit.
BP3K Gununghalu telah melaporkan data kerusakan lahan ke tingkat provinsi Jawa Barat. Jajat berharap dalam waktu dekat ini petani bisa mendapat bantuan.
“Jumlah lahan dan petani yang terdampak longsor sudah kita laporkan. Mudah-mudahan ada bantuan,” pungkasnya.