Padalarang, BBPOS – Sejumlah pedagang pasar Tradisional Tagog Padalarang mengeluhkan omset berkurang usai direlokasi ke Tempat Pedagang Berjualan Sementara (TPBS) di Jalan Gedonglima, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Salah satu pedagang, Ade (60) mengaku, setelah pindah dari pasar Tagog Padalarang ke TPBS, saat ini pedapatannya menurun hingga 70% persen akibat pintu belakang pasar tidak dibuka.
“Menurun drastis, akibat pintu dari sebelum kantor DPC Partai Golongan Karya (Golkar) engga dibuka. Imbasnya, pembeli juga jadi terfokusnya di depan saja ga sampai ke dalam pasar,”ujar Ade kepada BBPOS, Senin (28/12/2020).
Menurut Ade, akibat kondisi ini, pemasukannya pun jauh berkurang. Sebagai perbandingan, biasanya ade menjual cabai keriting dalam sehari mampu 25 kilogram per hari.
Sementara setelah menempati pasar TPBS, ia hanya mempu menjual dagannya tidak kurang dari 10 kilogram.
“Kerasa banget kang penurunannya, harusnya pintu belakang dibuka agar mobilitas kendaraan pribadi ga sulit untuk masuk ke pasar ini. Sekarang kan posisinya di depan pasar TPBS ini juga ada pasar. Otomatis ya kesana semua,”ungkap Ade.
Kebingungan serupa tampak terlihat dari wajah pedagang mainan bernama Apendi. Sepinya pengunjung yang membeli daging sapi, membuat pria berusia (28) tahun ini terpaksa merogoh kocek dadi tabungan agar dapat bertahan hidup sdhari-hari.
“TPBS ini kan pasar sementara yah, harusnya pihak pemerintah dan pihak PT Bina Bangun Persada itu bisa mengerti kondisi pedagang. Jangan ditutup pintu belakang, jadi kan kita terasa di ombang-ambing gini,”kata Apendi.
Ia berharap, Pemkab Bandung Barat dapat mengevaluasi kondisi TPBS tersebut. Jika dibiarkan, lanjut Apen, tidak sedikit pedagang yang akan mengalami kerugian akibat ditutupnya pintu belakang pasar.
“Mintanya ya itu, pemerintah harus bisa mengerti kondisi para pedagang yang baru pindah. Ditambah harga daging juga masih tinggi, pandemi COVID-19 belum berlalu, kita minta pengertian aja,” pungkas dia.