Ngamprah, BBPOS- Untuk memajukan perkoperasian di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB), Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bandung Barat (KBB) Hengky Kurniawan memiliki gagasan tersendiri.
Ia memandang, perlu adanya keterlibatan para kaum milenial yang mengelola usahanya. Selama ini, pengelolaan koperasi masih banyak dipegang oleh kalangan tua saja.
Sementara, pengelola dari kalangan muda atau disebut sebagai kaum milenial ini, jumlahnya masih terbatas.
Begitu juga dengan sistem pengelolaannya, masih banyak dilakukan secara konvensional. Padahal di era digital, sistem layanan lebih mudah dan praktis ketika dilakukan dengan sistem tersebut.
“Mulai saat ini koperasi yang berkembang di KBB anggotanya bukan hanya generasi kolonial saja, namun bisa menarik kaum milenial yang bisa mengikuti perkembangan zaman,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu, Hengky mendorong kalangan muda untuk membuat produk dengan platform digital yang bisa masuk ke koperasi.
Ia meyakini, potensi kaum muda untuk memajukan koperasi di KBB ini cukup besar. Terutama bagi mereka yang bergerak di bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), melalui platform kekinian, produknya bisa naik kelas.
“Kita dorong anak-anak muda untuk membuat produk dengan platform digital yang bisa masuk ke koperasi. Dengan demikian, UMKM dan koperasinya bisa naik kelas,” ujarnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM KBB, Ade Sudiana didampingi Sekretaris Wewen Sarwendah mengungkapkan, pengelolaan koperasi secara digital memang menjadi salah satu program yang digulirkan pemerintah saat ini.
“Pogram dari (pemerintah) pusat juga seperti itu. Dari pusat juga memang sekarang harus beralih ke digitalisasi,” ucapnya.
Keinginan Plt Bupati Bandung Barat agar merangkul kalangan milenial, memang sinkron dengan layanan digitalisasi. Karena anak muda, lebih melek dengan perkembangan Information Technology (IT) atau Teknologi Informasi.
Tentunya, ini akan memudahkan pengelolaan dan layanan koperasi secara digital. Di wilayah KBB sendiri, diantaranya ada koperasi yang pengelolaannya melibatkan kaum milenial.
Salah satunya koperasi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong yang pelayanan pada anggotanya secara online. Koperasi tersebut, dikelola oleh kalangan muda dengan menggunakan layanan melalui sebuah aplikasi.
Konsep pengelolaan koperasi melalui aplikasi inipun akan diterapkan oleh Pemkab Bandung Barat untuk pengelolaan Belanja Aparatur Sipil Negara (ASN) pada UMKM.
Koperasi Wibawa Mukti Raharja, yang menjadi induk koperasi ASN, menggandeng 16 koperasi yang tersebar di 16 kecamatan se-KBB untuk pengelolaan Belanja ASN pada UMKM.
“Aplikasi yang dipergunakan di Warung Berkah, nanti dipakai oleh koperasi yang akan ditunjuk menyalurkan produk UMKM itu,” sebutnya.
Bangkitkan Koperasi, Ini yang Akan Dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM KBB
Jumlah koperasi di KBB, sebenarnya menunjukan angka yang cukup signifikan yakni 692. Namun dari angka tersebut, yang masih aktif dan dipandang sebagai koperasi sehat hanya sekitar 153 koperasi saja.
Tentunya ini menjadi pekerjaan rumah (Peer) bagi Dinas Koperasi dan UMKM KBB untuk melakukan pembenahan.
Kata Ade, jika koperasi-koperasi yang tidak aktif itu sudah tidak bisa dibangkitkan lagi, lebih baik dihapus saja. Jadi tidak akan ada angka besar, padahal kenyataannya tidak seperti itu.
Akan tetapi, apabila masih bisa diperbaiki, pihaknya akan melakukan pembinaan. “Kita akan melakukan pembinaan ke lapangan langsung, kalau itu masih bisa diperbaiki. Kita punya target ke depan, untuk membenahi koperasi yang tidak aktif,” ucap Ade.
Menurutnya, upaya tersebut sebagai bentuk dorongan juga bagi perkembangan UMKM. Karena jika berbicara koperasi, maka lembaga bawahnya tidak terlepas dengan pelaku UMKM.
“Selain itu, bisa dilihat dari omzet pengembangan usahanya. Itulah sebagian ciri-ciri koperasi sehat,” bebernya.
Koperasi Unggulan
Kepala Bidang Koperasi, Dinas Koperasi dan UMKM KBB, Nunung Sobariah Arta menyebutkan, dari 692 hlada 29 koperasi yang termasuk unggulan. Mereka bergerak di bidang jasa, konsumen, produsen dan simpan pinjam.
Koperasi karyawan yang terbilang bagus diantaranya, PT PLN Sektor Cirata, Koperasi Unit Desa Cikawet, Koperasi Unit Desa (KUD) Mitra, Koperasi Karya Tagog Apu Padalarang, Koperasi Warga Cipatat 2.
Sedangkan Koperasi Konsumen antara lain Koperasi Polban, Koperasi Kartika Tribuana IV Batujajar, Koperasi Aneka Usaha Ciipta Mandiri, Koperasi Primer, Koperasi Kartika Giling Wesi, Koperasi Promkoppol SPN Cisarua, Koerasi Primer Kartika Bala Turangga
Untuk koerasi produksi, ada KPSBU, KUD Sarwa mukti, KUD Puspa Mekar, Koperasi Pertanian Mitra Sukamaju, Koperasi Wangun Jaya (Kowaja), Koperasi Petani Kopi (kopki) Sariwangi Preanger.
Kemudian koperasi Simpa Pinjam, diantaranya, Koperasi Wahana Mitra Kencana, Koperasi Wibawa Mukti Kerta Raharja, Koerasi Karyawan Lestari, Koperasi Karyawan Primantara, Koperasi Hikmah Mitra Abadi, Artha Rizki Sadaya, KPRI Simpati Lembang, Mekar Mulya, Koperasi PGRI KGP Padalarang, KPRI LPMP, KPRI Sehat dan KUD Bangkit. (Advetorial)