CIHAMPELAS, BBPOS,- Sungai Citarum merupakan sungai terpanjang di Jawa Barat, dengan panjang sekitar 297 kilometer melalui 13 wilayah kabupaten/kota.
Pada 2018 lalu, Sungai Citarum dinobatkan sebagai sungai terkotor di dunia. Kendati demikian, seusai dilaksanakan pilot project ‘Citarum Repair’ di tahun 2021, Greeneration Foundation berhasil mengangkut dan mengelola lebih dari 325 ton sampah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
Selain itu agar normalisasi Sungai Citarum berjalan lebih baik, Greeneration Foundation menggandeng tiga lembaga swadaya masyarakat yang fokus dalam bidang lingkungan. Mereka adalah Waste4Change, Bening Saguling Foundation, dan RiverRecycle.
Program Manager Greeneration Foundation Aulia Prayudi mengatakan, pihaknya menggandeng 3 lembaga swadaya itu selain untuk mengurangi sampah plastik di Sungai Citarum, juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Sedikitnya tutur Aulia, proyek awal ini sudah melibatkan 5.000 warga dalam proses pengunpulan dan pengelolaan sampah di Sungai Citarum.
“Grand lauching ‘Citarum Repair’ adalah sebuah kerja sama yang diharapkan dapat menjadi katalis, dapat mempercepat inisiatif yang mampu menyelesaikan permasalahan sampah di Citarum,” ujar Aulia kepada wartawan, Minggu (26/2/2023).
Kolaborasi ini bermula dari dokumenter Bening Saguling Foundation yang mendapat perhatian dari Anssi Mikola, Founder RiverRecycle di mana ia melihat banyaknya sukarelawan di sungai Citarum yang mengumpulkan sampah plastik secara manual menggunakan perahu-perahu kayu kecil.
Menurutnya, dalam upaya mengumpulkan sampah di daerah aliran sungai memerlukan metode yang lebih efektif dan efisien.
“Berdasarkan dokumenter tersebut saya merasa masih ada cara yang lebih efektif dan efisien untuk mengelola sampah pada daerah aliran sungai. Hal tersebut memicu saya untuk menghadirkan mesin dan teknologi yang mampu mempermudah kegiatan tersebut,” jelasnya.
Melihat banyaknya apresiasi dan ketertarikan berbagai organisasi dari berbagai negara, Anssi kemudian memperkenalkan teknologi Trash Boom besutannya untuk mendukung negara-negara yang membutuhkannya.
“Akhirnya saya dipertemukan dengan Greeneration Foundation dan Waste4Change melalui kesamaan visi dan tujuan dalam pengelolaan sampah di sungai. Kami berkolaborasi dan menimbulkan domino effect ke negara-negara dengan banyak sungai seperti India, Ghana, hingga Filipina,” terangnya.
Sementara itu, Duta Besar Finlandia Pekka Kaihilahti mengatakan, terlepas dari banyaknya perbedaan antara Indonesia dan Finlandia. Bahwa Indonesia dan Finlandia memiliki kemiripan sebagai negara kepulauan di mana 90% kegiatan ekspor dan impor melalui jalur perairan.
Dengan demikian, menjaga perairan dari pencemaran sampah plastik menjadi salah satu prioritas utama bagi kedua negara kepulauan ini.
“Citarum Repair merupakan pencapaian yang luar biasa. Saya sangat senang berpartisipasi dalam proyek ini sebagai salah satu sektor prioritas kami,” ungkap Pekka Kaihilahti
Sungai Citarum yang telah lama menjadi perhatian utama karena pernah dinobatkan sebagai sungai terkotor di dunia memerlukan banyak tangan untuk mengupayakan kebersihan sungai Citarum dari pencemaran sampah plastik ke laut melalui aliran sungai.
“Sejauh ini pencapaian dari upaya tersebut dapat dilihat dari perubahan indeks kebersihan air dari 33 poin dengan status cemar sedang menjadi 55 poin dengan status cemar ringan dalam 4 tahun. Namun demikian, kami melihat bahwa edukasi terkait kelola sampah masih perlu ditingkatkan dan Citarum Repair sudah ada pada jalur yang tepat dalam upaya mengedukasi masyarakat,” tandasnya.