NGAMPRAH, BBPOS – Harga tiga komoditas yakni beras, daging sapi dan daging ayam di sejumlah pasar di Kabupaten Bandung Barat (KBB) melambung tinggi. Untuk itu, Pemkab Bandung Barat dalam waktu dekat akan mengambil langkah-langkah riil untuk menekan melambungnya harga tersebut.
Sebelumnya, KBB kembali menjadi salah satu daerah dengan Indeks Perkembangan Harga (IPH) tertinggi di Pulau Jawa. Tiga komoditas penyumbangnya adalah beras, daging sapi dan daging ayam ras.
Data tersebut, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) RI pada periode kedua Januari 2024.
“Hasil kemarin evaluasi Kemendagri, saya diperintahkan langsung oleh Pak Pj (Penjabat Bupati Bandung Barat) untuk melakukan intervensi agar tiga komoditas itu, stabil,” ujar Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) KBB, Ricky Riyadi di Lembang, Rabu (17/1/2024).
Pihaknya saat ini tengah melakukan pengecekan tentang penyebab ketiga komoditas tersebut disebut penyumbang inflasi tinggi. Rantai distribusi, pasokan kurang atau bagaimana akan dicek.
“Saat ini kami tengah melakukan pendataan pedagang ketiga jenis komoditas yang menyebabkan inflasi naik, ” ujarnya.
Langkah selanjutnya, Pemkab Bandung Barat akan melakukan intervensi dengan mensubsidi ketiga komoditas tersebut. Seperti halnya, yang dilakukan Pemkab Bandung Barat pada tahun 2023 lalu, mensubsidi harga komoditas yang naik dan hasilnya cukup signifikan.
Ada dua langkah pada saat itu, yang dilakukan Pemkab Bandung Barat dalam mengendalikan harga beras dan harga cabai. Pertama subsidi langsung ke masyarakat dengan melakukan operasi pasar dengan menjual beras medium Rp10.000/ kg, sedangkan harga umum di pasar Rp13.500.
“Langkah kedua, memberikan subsidi melalui pedagang cabai, dengan harga lebih rendah ke pembeli,” ujarnya.
Pengalaman tahun lalu, akan menjadi acuan buat kebijakan kali ini juga. “Kalau subsidi ke pedagang lebih efektif, kita akan lakukan subsisi langsung ke pedagang,” ujarnya.
Sementara kemampuan anggaran Pemkab Bandung Barat untuk subsidi beras, sama seperti tahun sebelumnya yakni 77 ton/ minggu.
Ricky juga melakukan antisipasi lonjakan harga menjelang menjelang Idul Fitri pada Maret nanti. Sejumlah komoditas biasanya mengalami kenaikan.
“Kita juga memikirkan lonjakan harga yang biasanya terjadi menjelang Idul Fitri, pada Bulan Maret mendatang,” tandasnya.