NGAMPRAH, BBPOS,- Sebanyak 46 Desa di wilayah Bandung Barat selatan masih kesulitan untuk mengakses jaringan internet, salahsatunya warga di tiga Kecamatan, kecamatan Gununghalu, Rongga, dan Cipongkor.
Hal tersebut dikarnakan geografis wilayah selatan perbukitan dan pegunungan, tentunya berpengaruh kepada kekuatan sinyal internet.
Agus Mikail warga Desa Sukamanah mengatakan hingga saat ini masih sulit untuk mengakses jaringan internet, meskipun jaringan telekomunikasi mudah, namun tidak semua operator bisa diakses di wilayah itu.
Bahkan untuk menelpon kerabatnya mereka harus naik ke atas bukit agar bisa mendapatkan sinyal handphone.
“Saya pakai operator tri, disini sulit sinyal internet begitu juga menelpon seluler agak sulit. Biasanya saya cari lokasi yang tinggi sih untuk mencari sinyal seluler,” ungkap salah seorang warga Desa Sukamanah, Agus Mikail kepada BBPOS, Kamis (13/10/2022).
Menurutnya, tidak semua operator seluler bisa dipakai di wilayah tersebut, terpebih untuk mengakses internet, lanjut Agus dirinya harus menempuh perjalan 500 meter untuk mendapatkan jaringan telekomunikasi seluler dan internet.
“Sulit banget sih disini, dan saya akui sinyal itu dibutuhkan di wilayah ini. Saya berharap pemerintah daerah itu bisa memastikan khususnya di pedalaman bisa mengakses jaringan baik internet maupun telekomunikasi seluler dengan berbagai operator,” pungkasnya.
Sementara itu Bidang Aptika Sub Koordinator Infrstruktur dan Teknologi pada Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) KBB Tedi Yulianto menyebutkan ada 46 desa dari 165 desa yang ada di Kabupaten Bandung Barat lemah sinyal internet.
Kendati begitu, Diskominfo KBB telah memasang fiber optik (FO) di 46 desa itu dari sejak Januari 2022 lalu.
“Selagi ada sinyal telekomunikasi seluler itu tidak masuk blank spot, dan Diskominfo bekerjasama dengan PT Telkom itu sudah memasang FO di 46 kantor desa,” ujar Tedi.
Guna mengatasi permasalahan blank spot atau kesulitan sinyal, Diskominfo KBB akan terus melakukan koordinasi baik dengan Diskominfo Provinsi Jawa Barat maupun dengan Kementerian Kominfo.
“Di tahun ini Diskominfo yang menanggung biaya FO itu selama satu tahun dengan anggaran kurang lebih 1,2 miliar. Selanjutnya kami mengharapkan di tahun berikutnya itu masing-masing desa yang melanjutkan kerjasama itu dengan PT Telkomnya,” tutupnya.