Cikande, BBPOS – Kendati tengah mengandung anak pertamanya pada usia kandungan lima bulan, namun Cindi Rahayu (21) tetap menjalani profesinya sebagai tukang tambal ban.
Profesi yang dikenal luas masyarakat hanya dilakukan oleh kaum lelaki nyatanya tidak berlaku bagi warga asal Kampung Cikande, Desa Bojong Haleuang, Kacamatan Saguling tersebut.
Betapa tidak, menambal ban memerlukan tenaga ekstra, bayangkan saja sebelum menambal ban yang bocor posisi motor harus pada posisi standar dua, hingga akhirnya baud roda dibuka.
Hal itu ia lakukan untuk membantu perekonomian sang suami yang hanya menjadi buruh pabrik di kawasan Kota Cimahi.
“Awalnya liatin suami nambal tapi pas suami dapat kerjaan di cibaligo. Ya, saya yang gantiin. Lumayan buat nambah-nambah kebutuhan sehari hari,” katanya kepada BBPOS di tempat tambal bannya, Sabtu (6/4/2019).
Wanita berparas cantik itu menambahkan, pekerjaan yang ia tekuni saat ini, bagi dirinya tidak lagi terasa menjadi pekerjaan yang berat. Pasalnya, Cindi telah merasa nyaman dan terbiasa dengan rutinitas sehari-harinya itu.
“Rasa gengsi ada, tapi kalo mengedepankan rasa gengsi. Ga akan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Cindi penuh motivasi.
Dalam sehari, ia mengaku mendapatkan penghasilan antara Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu tergantung konsumen yang datang.
“Alhamdulillah lumayan,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, ia kembali menegaskan kenikmatannya menjalani profesi jadi tukang tambal ban. Cindi mengatakan, bahwa dirinya bukan tipe wanita yang cenderung betah berdiam diri di rumah tanpa beraktivitas.
“Kan kalo istri-istri lain mah pada diem dirumah. Kalo saya kan gabisa diem jadi gantiin suami nambal,” katanya.
Namun demikian, tidak setiap hari ia menambal ban sendirian, terkadang ketika libur tiba, suaminya pun ikut membantu di bengkel tambal ban. Cindi bersyukur selalu diberi kesehatan ketika beraktivitas dalam kondisi mengandung anak pertama.
“Sama sekali ga ada kendala dari awal hamil. Biasanya kan wanita lain itu mual mual tapi saya engga,” pungkasnya. (Wit)