Padalarang, BBPOS – Ketua Komisi IV DPRD KBB, Bagja Setiawan menyebut ancaman learning lost akibat pandemi COVID-19 bukan sekadar masalah biasa.
Ia menilai saat ini peserta didik di seluruh daerah tak terkecuali Kabupaten Bandung Barat telah menurun drastis selama pandemu terjadi.
“Saat ini learning loss sudah terjadi, jadi untuk mengantisipasi hal itu. Disdik KBB seharusnya sudah menyiapkan metodologi pembelajaran dari jauh-jauh hari untuk menyikapi ancaman ini,” ujar Bagja kepada wartawan, Selasa (7/9/2021).
Menurut dia, hanya ada satu opsi terbaik mengakhiri situasi tersebut, yakni pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Asalkan dengan menyesuaikam metodologi yang tepat untuk menghadapi ancaman learning loss tersebut.
Kendati demikian, ia mengakui bahwa Disdik KBB sudah begitu baik menyiapkan metodologi pembelajaran. Hanya saja kata Bagja, permasalahannya yaitu sosialisasi terhadap sekolah yang akan melaksanakan PTM.
“Saya sudah berdikusi dengan Bidang SMP, saya meyakini bahwa mereka sudah menyiapkannya dengan baik,” katanya.
Bagja mengatakan percepatan PTM terbatas pun mesti dilakukan. Namun tetap dengan kehati-hatian yang tinggi.
“Tetap perlu dilakukan, namun dengan kesiapan yang matang agar PTM nya pun berjalan secara maksimal, biar bergulir saja namun ada timeline yang harus disiapkan hal itu dirasa perlu dilakukan agar mencegah adanya kluster baru,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada Dinas Pendidikan KBB, Rustyana menjelaskan, pelaksanaan PTM ini dilakukan secara terbatas dan sangat memperhatikan protokol kesehatan. Ketentuan pelaksanaannya pun sudah diatur dalam aturan di SKB4 Menteri.
“Kita saat ini sedang melakukan persiapan untuk PTM itu sendiri, baik dalam metodologi pemebelajarannya, hal itu dilakukan salah satunya dalam mencegah atau mengantisipasi learning loss,” jelas Rustyana.
Tak hanya itu, guna mendukung PTM, pihaknya juga telah mendorong tenaga pendidik untuk mengikuti vaksinasi COVID-19.
“Salah satu syarat agar PTM bisa terlaksana itu pertama tenaga pendidik maupun siswa harus sudah divaksin, saat ini dari jumlah pendidik yang ada tinggal 300 orang yang belum divaksin,” pungkasnya.