Ngamprah, BBPOS – Wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami serangkaian bencana alam yang terjadi sepanjang tahun 2021. Dampaknya tak hanya kerusakan bangunan, namun juga warga terpaksa diungsikan sampai ada yang meninggal dunia.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat sepanjang tahun 2021 sejak Januari sampai Desember ada sebanyak 288 kejadian bencana alam.
“Catatan kita sekitar 288 kejadian. Bencananya itu mulai dari tanah longsor yang paling banyak terjadi di Bandung Barat, lalu kebakaran, banjir bandang, dan pergerakan tanah. Ada juga puting beliung, tapi hanya sedikit kejadiannya,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Bandung Barat Duddy Prabowo, Jumat (31/12/2021).
Dari total ratusan kejadian tersebut sebanyak 279 rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan mulai dari kerusakan ringan, sedang, hingga parah. Ada pula 14 fasilitas sosial dan fasilitas umum yang turut mengalami kerusakan.
“Untuk korban meninggal dunia itu ada sebanyak 4 orang. Kemudian 1.189 jiwa terdampak karena rumahnya mengalami kerusakan,” kata Duddy.
Duddy menyebut setidaknya 11 kecamatan masuk zona merah daerah rawan bencana hidrometeorologi terutama longsor dan banjir bandang, di antaranya Kecamatan Rongga, Gununghalu, Cipongkor, Sindangkerta, Cipatat, Padalarang, Saguling, Cisarua, Parongpong, Lembang, serta Ngamprah.
“Hasil pendataan kita dari 16 kecamatan, 11 kecamatan punya potensi bencana termasuk di musim penghujan ini dengan indeks risiko tinggi,” terang Duddy.
Duddy menyebut pihaknya hingga saat ini tetap menyiagakan petugas mobile 24 jam untuk memantau potensi bencana hidrometeorologi yang puncaknya akan terjadi di bulan Januari 2022 mendatang.
“Petugas disiagakan memaksimalkan yang ada, ditambah relawan serta aparat desa. Aparat desa dan relawan memantau kondisi kewilayahan. Kita juga ada personel mobile 24 jam,” tegas Duddy.
Pihaknya meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana yang masih terus mengancam dan mampu memitigasi untuk keamanan diri sendiri dan keluarga.
“Tetap waspada karena potensi bencana terus mengancam. Kita pantau informasi dari BMKG dan puncak cuaca ekstrem terjadi di bulan Januari nanti,” pungkas Duddy.