Padalarang, BBPOS – Sore itu, terik matahari masih terasa panas. Lalu lintas pun padat oleh volume kendaraan yang semakin meningkat jelang lebaran.
Selain arus mudik yang mendekati puncaknya, sebagian besar masyarakat disibukan oleh aktivitas belanja untuk keperluan lebaran. Entah membeli baju baru maupun perlengkapan lainnya menyambut hari raya idul fitri.
Diantara pertigaan tagog Padalarang dan Rancabali. Tepatnya di Jalan Raya Padalarang, seorang remaja tengah menemani sang nenek menjajakan keperluan rumah tangga berbahan baku bambu.
Sorot matanya tak lepas memperhatikan setiap orang yang melirik ke arahnya yang melintasi kawasan tersebut. Jauh di lubuk hatinya, ia berharap ada orang yang datang untuk membeli barang dagangannya.
Ketika sebagian besar remaja seusianya membelikan uang pemberian orang tua untuk keperluan lebaran, Jamudin (16) siswa kelas X Madrasah Aliyah di Kabupaten Garut tersebut duduk bersebelahan bersama sang nenek menunggu pembeli.
Sejak Pukul 12 siang, ia sudah sampai di Padalarang Kabupaten Bandung Barat dengan menumpang kereta api dari Garut. Tanpa rasa malu Jamal membereskan dan menemani sang nenek menjajakan dagangannya.
“Aku pengen jadi orang sukses biar nanti bisa bahagiain nenek, biar ga jualan boboko lagi,” ujarnya seraya tersenyum.
Alasan sederhana yang keluar dari remaja yang tercatat sebagai siswa Madrasah Aliyah (MA) Plus Ma’arif Kabupaten Garut tersebut. Betapa tidak, selama ini Jamal tinggal bersama sang nenek lantaran kedua orang tuanya sudah berpisah.
“Saya berjualan untuk membantu ekonomi keluarga, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” kayanya.
Jamal mengaku tidak merasa malu ataupun minder menjalani kesehariannya berjualan boboko. Ia juga tidak menyesali kehilangan momen seperti remaja seusianya.
“Bermain tidak bermanfaat, hanya membuang energi saja. Lebih baik berjualan yang ada hasilnya, mumpung sekarang lagi sekolah,” katanya.
Jamal warga asal Kampung Ciakak RT 02 RW 07, Desa Putrajawa, Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut ini tergolong anak yang pintar dan penyabar, ia tak pernah meminta hal lebih layaknya anak-anak lain disaat Hari Raya Idul Fitri telah tiba.
Kehidupan yang Jamal jalani seperti saat ini tidak membuatnya menyerah dengan keadaan. Hari demi hari masih ia jalani dengan penuh keyakinan dan penuh harapan. Suatu saat ia akan bahagia dengan kucuran keringat dan lelah.
“Suatu saat saya yakin akan sukses, usai hujan pasti ada pelangi yang indah,” katanya tersenyum. (Wit)