NGAMPRAH, BBPOS,- Angka prevalensi stunting di Kabupaten Bandung Barat, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022 mengalami penurunan mencapai 2,3 persen, yakni dari 29,60 persen pada tahun 2021 menjadi 27,30 persen pada tahun 2022.
Tren penurunan stunting berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) 2013 dan 2014 serta Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2019 sampai 2022, angka prevalensi stunting di Kabupaten Bandung Barat pada 2013 (52,55%), 2014 (36,69%), 2019 (30,80%), 2021 (29,60%) dan 2022 (27,30%).
Karena itu pemerintah Kabupaten Bandung Barat berkomitmen untuk terus melakukan percepatan penurunan stunting di wilayahnya. Selain itu penurunan angka stunting pun berkat berbagai strategi yang telah dilakukan.
“Penurunan angka stunting tersebut juga tidak terlepas dari sejumlah program unggulan Pemkab Bandung Barat,” ujar Hengky.
Menurutnya, di tahun 2023 Pemkab Bandung Barat sudah membentuk 4.131 Tim Pendamping Keluarga (TPK), dari sebelumnya sebenyak 3.933 TPK pada tahun 2022. Hal ini dilakukan agar angka kasus stunting di Kabupaten Bandung Barat terus menurun bahkan nol kasus baru pada tahun 2024 mendatang.
“Kita melakukan pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) baik tingkat kabupaten, kecamatan bahkan desa,” katanya
Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya pun melakukan penentuan lokasi prioritas percepatan penurunan stunting. Hal tersebut dilakukan agar upaya penurunan stunting tersebut berjalan optimal.
“Kita juga mengoptimalkan kolaborasi penthahelix dalam menangani stunting yakni pemerintah, akademisi,pelaku usaha, masyarakat dan media,” katanya.
Hengky menyebut, untuk mengoptimalkan penanganan stunting di wilayahnya pihaknya pun melakukan penguatan dari sisi anggaran untuk melaksanakan aksi konvergensi stunting. Selain itu,Pemkab Bandung Barat pun membuat prioritas program dalam intervensi sensitif dan intervensi spesifik.
“Kita juga berinovasi dalam pelaksanaan program percepatan penurunan stunting seperti Getol, Mieling, Gelang Risti, Gepprak, Raja Papanting, Ngopling, Geber Ceting dan yang lainnya,” katanya.
Ia menegaskan, upaya percepatan penurunan stunting tersebut sebagai bentuk nyata Pemkab Bandung Barat dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Bandung Barat yang berkualitas.
“Dengan menyiapkan SDM yang unggul sejak dini tentu harapan Bandung Barat Ekonomi Kuat 2030 dapat tercapai karena ditopang oleh SDM yang berkualitas,” tandasnya. (diskominfotik KBB)