NGAMPRAH,BBPOS- Masjid Agung Ash Shiddiq yang berada di komplek perkantoran Pemerintah Daerah (Pemda) Bandung Barat kembali menggelar shalat Idul Fitri 1443 H.
Ini menjadi yang pertama setelah dua kali Lebaran, DKM Masjid Agung Ash Shiddiq tidak menggelar salat Idul Fitri akibat adanya pandemi COVID-19.
Ketua DKM Masjid Agung Ash Shiddiq Agus Saefurromdoni mengatakan, pihaknya menggelar shalat Idul Fitri secara mandiri tanpa ada instruksi dari Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan. Sebab, masjid tersebut dirasa perlu dimakmurkan.
“Walaupun tanpa arahan dan instruksi dari Plt Bupati, kita tetap secara mandiri melaksanakan shalat Idul Fitri 1443 H. Yang menjadi khatib KH. Maman dari Kiarapayung,” ujar Agus kepada BBPOS, Senin 2 Mei 2022.
Menurutnya, dua tahun sudah masjid tak dimakmurkan dan banyak pembatasan. Kali ini, Agus ingin keberadaan Masjid Agung Ash Shiddiq yang megah, kembali ramai sedia kala.
Kendati demikian, dia menilai, kepemimpinan saat ini tak seperti dahulu yang mengantensikan dalam hal melaksanakan kegiatan positif atau memakmurkan masjid.
“Pemimpin saat ini (Hengki) terlihat tidak menekankan ASN dan pejabat untuk memakmurkan masjid terlebih di momen perayaan Idul Fitri. Berbeda dengan pemimpin yang dahulu,” katanya.
Ia menjelaskan, masjid Agung Ash Shiddiq dibangun sejak periode kepemimpinan Bupati Abubakar, masjid ini kerap menjadi pusat kegiatan keagamaan selain untuk salat berjemaah ASN Pemda KBB. Pada masa KBB dipimpin oleh Pj Bupati Dadang Masoem sekitar periode 2018, mulai tercetus kegiatan salat Subuh berjemaah bersama ASN.
Kemudian hal itu kembali diintensifkan di kepemimpinan Bupati Aa Umbara Sutisna-Hengki Kurniawan sekitar tahun 2019. Bahkan bisa dibilang pada periode ini, masa keemasan Masjid Ash Shiddiq terjadi. Kegiatan shalat Subuh berjemaah oleh ASN yang digelar setiap Jumat dan salat Duha bersama usai apel Senin pagi, masjid selalu penuh.
“Masjid ini membutuhkan perhatian dari seorang kepala daerah, seperti dulu itu selalu ada kegiatan-kegiatan disini. Tapi sekarang sudah tidak ada, karena minimnya atensi atau arahan dari pemimpin daerah,” kata Agus.
“Masjid Ash Shiddiq ini salah satu ikon Bandung Barat karena titik letaknya berada di lingkup perkantoran Pemda Bandung Barat. Keberadaan masjid ini sudah jauh dari pemukiman warga, dan yang hanya bisa memakmurkan ya itu adalah ASN serta pejabat disini,” tambahnya.
Oleh karena itu, lanjut Agus, pengurus DKM berinisiatif secara mandiri untuk melaksanakan shalat Idul Fitri yang hanya akan dihadiri oleh warga kurang lebih 200 orang.
“Posisinya masjid agung ini ada di lingkup pemda dan harus ada atensi dan saat ini atensi itu tidak maksimal. Seperti perhatiannya kepada masjid, baik dari pejabat terkait dan ASN semua hanya sebatas kewajiban mereka menunaikan ibadah sholat saja. Sementara kegiatan di momen tertentu tidak ada. Ini sayang sekali,” ujarnya.
“Tidak ada rapat dan tidak ada wacana ataupun agenda tidak ada. Kemegahan masjid Agung ini tertutup oleh sepinya jemaah. Saya berharap Plt Bupati (Hengki) kedepannya bisa menimbang lebih jauh kembali, setidaknya ada atensi dan ada perintah atau petunjuk,” tutupnya.