NGAMPRAH, BBPOS – Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Bandung Barat akan menggelar Festival Patarema di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat 6-8 Juli 2018. Sejumlah perwakilan dari 13 kota/kabupaten di Jawa Barat akan turut memeriahkan dengan menampilkan pertunjukan musik bambu khas Jawa Barat.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat Sri Dustirawati menyebutkan, sejumlah daerah tersebut, yaitu Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi, Garut, Purwakarta, Sumedang, Bogor, Tasikmalaya, Sukabumi, Indramayu, Ciamis, dan Bekasi. “Sejumlah daerah akan hadir memeriahkan festival ini bahkan tak hanya musik bambu, tetapi juga akan ditampilkan kreasi helaran lainnya,” ujar Sri di Ngamprah, Rabu (4/7).
Selain festival musik bambu, dia mengungkapkan, dalam festival ini juga akan digelar berbagai kegiatan di antaranya Festival Soto Nusantara, Festival Film Turisme, Helaran Budaya dan Festival Bunga, Pameran Ekonomi Kreatif, dan Ngopi Bareng. Kegiatan ini didukung penuh oleh Disparbud Provinsi Jawa Barat, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Pusbang Film Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Pariwisata RI.
Menurut Sri, ada dua kegiatan yang akan dipadukan menjadi satu dan menjadi sebuah harmonisasi, yakni keragaman potensi kearifan budaya lokal dengan kecantikan pesona bunga yang ada di Kabupaten Bandung Barat. Hal itu untuk menguatkan ikon Bandung sebagai Kota Kembang. “Akan disediakan juga flower gate dan photobooth yang bisa digunakan untuk berfoto selfie. Hal ini diharapkan menarik banyak kunjungan,” ujar Sri.
Dia juga mengungkapkan, dalam kegiatan ini, berbagai komunitas diajak untuk bersinergi secara pentahelix, yakni dengan pemerintah, swasta, media, serta akademisi. Sinergi ini diharapkan mampu mendongkrak pengembangan usaha ekonomi kreatif yang juga mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.
Sejauh ini, pihaknya pun sudah menggandeng beberapa komunitas film untuk mempromosikan Bandung Barat. Apalagi, saat ini masih banyak potensi pariwisata daerah yang belum terekspos. “Seperti misalnya kawasan karst dan Guha Pawon. Di sana ada nilai sejarah dan pariwisata juga. Tinggal bagaimana memadukan keduanya agar lebih menarik wisatawan. Seperti dibuatkan sebuah film soal sejarah Bandung Barat dan lain-lain yang bisa menjual,” tandasnya. (drx)